Senin, 18 November 2013

Puisi - Ribuan Masa Depan Yang “Terjual”

Maraknya kasus trafficking yang terjadi di kalangan masyarakat perkotaan adalah potret rendahnya rasa "manusiawi" mereka bahkan terhadap darah dagingnya sendiri yang masih akan menengok dunia, mereka tega membunuh hak-hak sang jabang bayi atas nama ekonomi. Benarkah jalan ini benar-benar buntu, ketika kemiskinan itu sudah membelit kehidupan masyarakat????? Mewakili mirisnya hati..... kutulis bait-bait puisi untuk melukiskannya.

Ribuan Masa Depan Yang “Terjual”

Ke”fitrahan” manusiawi ‘tlah semakin teracak-acak
Oleh manusia beserta kulturnya sendiri
Apa arti norma dan nilai-nilai yang terwariskan dari nenek moyang?
Buat apa doktrin-doktrin yang mengatasnamakan kesucian agama
Semua sudah tergadaikan demi menebus kemiskinan yang mencekik sepanjang masa
Lebih biadab daripada hukum rimba-nya kerajaan binatang di hutan
Coba lihatlah induk burung dewasa yang terbang kian kemari demi mengisi perut anak-anaknya
Tengoklah puluhan itik kecil yang mengekor induknya
Gajah dan monyet yang penuh kasih mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka

Tapi apa yang terjadi dengan manusia?
“Rahim” yang konon menjadi “alam” manusia sebelum lahir ke dunia
Beralih fungsi menjadi mesin pabrik penghasil uang
Begitulah orang menyebutnya
Merupakan rangkaian kebiadaban dalam dosa-dosa manusia sepanjang masa

Manusia, yang konon makhluk Tuhan paling sempurna
Bisa saja menjerumuskan derajatnya ke dalam jurang yang paling nista sekalipun
Lebih rendah dari “setan”

“Kemiskinan” seolah membenarkan alasan semua itu
Mengabaikan dan membunuh hak kasih-sayang hubungan perdarahan
Dengan memutus segala bentuk pertalian sang jabang bayi
Untuk ditransaksikan dengan nilai rupiah demi memusnahkan kemiskinan diri
Masa depan jabang bayi tergadaikan, penuh kesuraman tanpa jaminan
Bahkan tanpa pembelaan dari dalam dirinya sendiri sekalipun

Hanya keberuntungan dari mukjizat tangan “malaikat”
Yang bisa menyelamatkannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar