aku tahu engkau menahan senyummu di antara bebanmu
meski segenap tenaga engkau berikan di hadapanku
aku masih merasakan keresahan yg terhembus
lepaskanlah, ibu......
meski harus kau tumpahkan di bahuku....
dan engkau tahu bahuku pun tak sanggup memikulnya
biarlah, bunda......!
jangan biarkan pipi itu semakin kerut
bukan karena usia yg merenggutnya
tapi kegelisahan yg selalu tersimpan
lepaskanlah bunda....
aku tak sanggup menatap mata sembabmu
biarlah kedua kaki ini letih
biarkanlah kedua bahu ini layu
biarkanlah wajah ini tak cantik
asal bisa kulihat cahaya di wajahmu
jangan engkau buat jiwaku ngilu
itu membuat langkah kakiku semakin terseok
di jalanan bumi yg sudah dipenuhi jiwa-jiwa munafik
virus ego sudah menggerogoti menjadi endemik, bunda
jangan tengadahkan tangan pada mereka
aku masih mampu menopangmu, bunda...
rangkullah aku dalam pelukanmu..
hempaskanlah segala kepenatan hidup
yang membuatmu tak sanggup bernafas
tak ada gunanya memprotes
aku akan berlari demi engkau
demi melihat sinar matahari di wajahmu
demi secercah senyum ketulusan dan kebahagiaan
menghiasi wajahmu, bunda.....
bunda, jiwaku senantiasa terukir namamu......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar