Jumat, 14 Agustus 2009

Hari Kemerdekaan RI ke-64

Merdeka!!! adalah pekik kemerdekaan yg sudah terlalu sering diteriakkan bahkan bisa menjadi jargon di kalangan para aktivis. Memang, merdeka yang mereka harapkan, merdeka yang mereka inginkan, merdeka yang mereka dambakan tidak sekedar mendapatkan pengakuan kedaulan sebuah Negeri dari Negeri lain. Tidak sekedar terbebas dari penjajah secara fisik, kekerasan tetapi merdeka untuk mendapatkan pendidikan secara layak, bebas berekspresi, mendapatkan penghidupan yang nyaman dan kesejahteraan untuk tinggal di NEgeri yang sudah dinyatakan "Merdeka".

Kenyataan itu memang terbalik. Nyatanya semua itu tak mudah di dapatkan meski berada di Negeri sendiri. 30 tahun lebih memang Negeri ini dipimpin dengan hutang, Korupsi di mana-mana. Bahkan yang lebih mengerikan lagi telah menjadi budaya bangsa. Berganati masa kepemimpinan, penyakit ini seperti sebuah endemik. Akhirnya menyusul krisis di berbagai aspek kehidupan NEgeri ini. MAsyarakat mulai kehilangan trust terhadap pemerintahan negeri sendiri. Banyak kekecewatan yang mereka luapkan, banyak rasa sakit hati yang mereka ekspresikan, melalui media massa, puisi, lagu dan sebagainya.
Sekian puluh tahun Negeri dibilang merdeka. Aku merasa capek, mengatakan dan meneriakkan segala kekesalan dan kekecawaan hati sebagaimana mereka ungkapkan. Kelelahan jiwa ini yang terasa amat sangat, tak mampu mengeluarkan kata-kata yang bisa mewakili keletihan jiwa ini untuk Negeriku. Hingga, layaknya pujangga yang kesiangan, kata-kata itu membuat lembeng. Dan akhirnya tetap juga diprotes. Lelahnya dan letihnya hatiku berurusan dengan segala bentuk kemunafikan, semuanya biar mengalir. Karena aku mungkin akan sibuk dengan diriku sendiri yang tak pernah terperhatikan. Mungkin, itu akan menuai protes lagi, dan aku akan dibilang egois. Aku akan membiarkan itu terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar