Rabu, 28 September 2011

Negara Kita Negara Agraris, Tapi Impor Garam & Singkong???

Impian Pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Swasembada Pangan seperti pada masa orde baru adalah bukan hal baru. Tentu itu adalah hal yang menggembirakan, terutama bagi para petani. Memang sudah seharusnya Indonesia menjadi negara swasembada pangan, mengingat Indonesia adalah negara agraris. Impian mengulang kejayaan masa silam, ternyata bukan perkara yang mudah. Meskipun Indonesia pernah sukses dan mengalami masa keemasan itu di masa silam, ternyata untuk sekarang ini sudah semakin sulit diwujudkan. Berbagai macam program pertanian digalakkan untuk membantu petani demi meningkatkan produk pertanian. Pemerintah juga berusaha memberikan bantuan-bantuan modal dan subsidi pupuk. 
Tetapi pada kenyataan sekarang ini, peningkatan produk pertanian tidak juga kunjung meningkat. Malah sebaliknya, justru semakin merosot turun. Akibat dari penurunan produk pertanian ini, banyak terjadi impor beras, cabai keriting hanya untuk memenuhi persediaan konsumsi masyarakat. Bayangkan, padahal itu masih sebatas kebutuhan konsumsi. Yang lebih mengenaskan lagi adalah beberapa waktu sebuah siaran reportase dari beberapa televisi swasta melaporkan bahwa polisi menemukan ada puluhan ribu ton garam impor dari India yang disimpan di sebuah gudang yang berada di daerah Madura. Padahal ketika diselidiki langsung, ternyata kualitas garam itu justru lebih rendah ketimbang garam hasil produk dalam negeri. Rupanya ini yang mengakibatkan menurunnya harga pasaran produk garam dalam negeri. Padahal di saat musim kemarau seperti saat ini, produk garam dalam negeri justru semakin melimpah ruah. Karena semakin banyaknya paparan sinar matahari justru membuat petani garam dapat meningkatkan produk garamnya. Pertanyaan terbesar, "BAGAIMANA HAL INI BISA TERJADI?".
Rupanya tidak hanya berhenti sampai di sini saja. Pada saat di daerah Kabupaten sebenarnya juga dapat menghasilkan singkong yang sangat melimpah ruah, akan tetapi lagi-lagi televisi swasta juga melaporkan bahwa di sebuah daerah ternyata di sana terdapat singkong impor yang entah dari negara mana. Entah apa yang sudah terjadi di Negeri Agraris ini? Bisakah barng-barang itu masuk ke Indonesia begitu mudahnya tanpa adanya kong kalikong dari pihak-pihak tertentu? Sudah sebegitu mudahnyakan sistem pengamanan Indonesia dibobol negara lain, sehingga barang-barang yang tidak seharusnya diperlukan jadi melimpah ruah di pasaran. Bukankah hal ini bisa membunuh ekonomi pertanian dalam negeri sendiri? Aku tidak mengerti, bisa jadi hanya demi keuntungan pribadi, lantas tidak terlintas sama sekali dampak besar yang membahaykan bagi negerinya sendiri. 
Peran pemerintah tentu saja sangat penting dalam hal ini. Bagaimana mereka bisa kecolongan membiarkan semua ini terjadi? Jika para pemangku pembuatan kebijakan sudah lepas tangan dalam hal ini, jangan harap cita-cita luhur yang sudah dibangun puluhan tahun akan terwujud. Aku pesimis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar