Malam, bakda
maghrib menjelang Isya’. Bertepatan dengan hari ke-5 di hari raya Idul Fitri
1437 Hijriyah. Entah berapa tahun jemari ini tak lagi menari di atas keyboard laptop
atau PC, sekedar untuk mencurahkan kegalauan yang bersemayam di kepala. Bertahun-tahun
sudah itu tak kulakukan. Aku merasa hambar dengan kata-kata yang hendak
kuuraikan, meskipun sebenarnya itu akan menguraikan segala keruwetan di kepala
ini.
Perubahan akan
terus terjadi, yang terutama adalah terhadap fisik. Karena seiring berjalan
waktu yang tak akan mungkin dihentikan. Bertahun berlalu. Banyak keterkejutan
yang kualami. Ber-anjang sana dan anjang sini ke rumah-rumah tetangga dan
sodara yang menjadi tradisi masyarakat Indonesia dalam merayakan Hari Raya Idul
Fitri, dari semenjak aku kecil hingga hamper dewasa, kata yang selalu kudengar
adalah “Kok sudah besar?”. Dan bahkan ketika kini aku telah dewasa, justru kata
itulah yang sering kuucapkan kepada keponakan-keponakan yang lama tidak ketemu.
Tahu-tahu sudah pada gede. Hal yang
membuatku lebih tersadar lagi adalah ketika melihat anak-anak dari teman yang
seusiaku ternyata sudah beranjak dewasa. Ya, aku bukan remaja lagi. Usiaku sudah
kepala 3 yang menuju kepala 4 dalam beberapa tahun lagi. Artinya kalaupun
menjadi seorang ibu, bukanlah seorang ibu muda.