Kenyataan seringkali tidak sesuai dengan harapan. Akan tetapi janganlah itu menjadikan surutnya sebuah semangat untuk terus berkarya. Keyakinan yang besar tetap menjadi modal utama untuk terus memacu semangat.
Di hari ini, kadar semangatku mengalami masa krisis. Gawat! kataku dalam hati. Otakku serasa mati dan tidak ingin berfikir sama sekali. Apakah penyebabnya? Dari mulai bangun tidur yang terasa sangat malas, sampai memulai suatu aktivitas sepertinya enggan untuk kukerjakan. Adakah yang membuat surutnya semangatku?
Mungkin berbagai persoalan hidup, kini justru yang menggerogoti motivasiku. Diary, mulai sekarang aku beralih ke gaya "BLOG". Sepertinya lebih asyik untuk menjadi ajang curhatku. Sekarang jamannya serba teknologi canggih. So, udah gak jamannya lagi pake buku kecil jaman dulu. Aku cenderung bosan, untuk menulis di buku kecil seperti itu.
KOmentar pertama kali yang dilontarkan oleh temanku waktu melihat blogku adalah kesannya begitu sinis. Dia bilang Blog hanya dijadikan ajang curhat semata dan menjadi ajang narsis. Kupikir, sirik kali ya.....?
Tidak masalah kan?! Karena Blog cenderung menceritakan pengalaman hidup seseorang sesuai dengan profesi yang dia tekuni sampai pada persoalan pribadi mereka. Justru dari pengalaman itulah akhirnya bisa menjadi pelajaran berharga bagi pembacanya kan? Syukur-syukur bisa dijadikan buku. Bukankah kata orang bijak "Experience is the best teacher"? nah loooooooo..............
Kupikir peduli amat. Yang penting aku bisa mencurahkan segala uneg-uneg sekaligus menyalurkan hobby menulisku sambil belajar berkreasi ria. Toh, dia sendiri pernah melarangku untuk bercurhat ria dengannya. Karena aku ini menurutnya orang yang selalu merasa menderita di dunia. Padahal aku tak pernah berkata apa-apa tentang kondisiku kepadanya (untuk beberapa bulan bahkan tahun terakhir). Bagaimanapun aku adalah manusia yang memiliki persoalan hidup, yang butuh tempat mencurahkan segala kepenatan, yang butuh untuk ngomong, yang butuh menyalurkan emosi. Ketika aku menulis tentang "perempuan", dibilangnya dia bosan tentang hal-hal yang berbau perempuan. Ketika aku menulis tentang "politik", dia begitu mencibir tentang tulisanku. Dia menuntutku untuk menulis tentang dunia pertanian. Bukankah menulis itu atas permintaan hati? Suka-suka aku dong!
HERAN DAN ANEH nih orang..........
Ah, bodoh amat. Komentarnya memang gak ada yang enak didengar telinga. Mendingan menganggap yang komentar itu anjing yang menggonggong, Kafilah pun tetap berlalu.................
Begitu banyaknya kata-kata yang bertebaran di kepalaku, seolah-olah ingin sekali aku tumpahkan lewat tulisan. Sehingga aku butuh sebuah media untuk menyalurkan dan mengekspresikannya. Aku tidak bermimpi untuk menjadi penulis terkenal, paling tidak bisa menulis di sebuah blog bagiku sangat membantu masalahku. Aku sudah menjadi member milisnya komunitas penulis dan para pecinta buku se-Indonesia. Hanya kadang-kadang turut memberikan komentar. Terkadang aku heran, kenapa nggak sejak dulu saja aku terjun di dunia penulis ya...? Lagi-lagi aku berkata dalam hati bahwa penyesalan tidak akan pernah ada gunanya. Yang penting sekarang aku akan tetap melanjutkan hobbyku untuk menulis. Mungkin, Allah SWT memang memberikan jalanku seperti ini. Lagi-lagi keyakinanku mengatakan bahwa semua yang terjadi di masa laluku adalah hikmah yang Dia sembunyikan untukku. Kuyakin Dia akan memberikan yang terbaik untukku. Amien.
Barusan membaca Blognya Pipiet Senja, seorang teteh (bisa dibilang nini-nini, begitu dia bilang) yang menjadi seorang penulis kondang. Meskipun dia memiliki penyakit Thallasemia (salah sebut gak ya.....?) atau penyakit kelainan pembuluh darah bawaan yang dideritanya sejak lahir, akan tetapi dia memiliki semangat yang luar biasa. Bahkan dari sekian puluh tahun hidup didera penderitaan yang luar biasa dia tetap optimis dan terus berkarya menjadi seorang penulis. Mulai dari membiayai kuliah sampai hidup berumah tangga bahkan sampai mempunyai cucu pun hidupnya tak lepas dari kegiatan tulis menulis. Oooooh, nini Pipiet senja benar-benar engkau adalah perempuan idolaku. Benar-benar mandiri dalam kondisi hidup seperti apapun. Salut abissssssssssssss.
Kemaren, telah menghadiri pesta pernikahannya teman yang ada di Madura. Bersama teman-teman sekantor berangkat dari Surabaya menuju ke sana. Tepatnya adalah di Kabupaten Bangkalan. Madura yang terkenal dengan Karaban sapi-nya, suka dengan warna merah dan masih menyimpan seribu kekhasan daerah yang dimilikinya. Keunikan dari MAdura ini nyatanya juga menarik perhatian dunia internasional.
Perpaduan budaya Jawa dan Madura yang dipilih temanku untuk tradisi upacara pernikahannya sedikit terlihat di sana. Akan tetapi sudah banyak bagian-bagian menurut adat budaya yang hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar